Spasinews.com HALTENG(Malut) – Perseteruan dan intrik politik antara Edi Langkara (Elang) versus Al Yasin-Muttiara sejak perhelatan Pilkada 2007-2012-2017-2022 sepertinya tidak berkesudahan. Hal ini terungkap pada moment pelaksanaan acara pembukaan HKG PKK yang dihelat pada Selasa(26/07/22) dan dipusatkan di lapangan Falcino Kota Weda.
Lazimnya setiap kegiatan pemerintah akan nampak spanduk dan baliho ucapan selamat ataupun tema kegiatan yang biasanya tersebar disekitar arena. Namun dimomentum HKG kali ini yang dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Tengah ada yang berbeda, sebab diarena kegiatan tersebut tidak tampak ada baliho atau spanduk yang didalamnya ada foto Wagub dan Ibu.
Menurut sumber dari PKK Provinsi Malut mereka sebelumnya sudah memasang baliho yang terpampang foto Gubernur dan Ibu Faoniah juga foto Wagub dan Ibu Muttiara. Namun tak berselang sehari setelah pemasangan, baliho tersebut raib entah kemana, dan hanya menyisakan baliho Gubernur dan Ibu. Mengetahui hal itu sekretaris PKK Provinsi Malut, Olla Mahmud tidak memberikan komentar banyak dan hanya mengatakan tidak mengetahui siapa yang mencopot baliho tersebut.
“Kami tidak tahu siapa yang mencopot baliho itu, padahal sejak malam Senin kemarin sudah kami pasang pas besoknya ternyata baliho sudah tidak tampak di lokasi. Kami tidak bisa berbuat banyak sebab yang punya hajatan adalah panitia PKK Kabupaten”, Ujarnya.
Sampai berita ini tayang tidak diketahui siapa yang membuka baliho dan atas perintah siapa. Panitia HKG PKK kabupaten Halmahera Tengah kelihatan acuh dan tak memerdulikan.
Terkait itu, Ketua KNPI Halteng Husen Ismail menyesalkan langkah pencopotan baliho ucapan sukses pelaksanaan HKG yang ada terpampang foto Wagub dan Ibu Muttiara. Tindakan itu adalah bentuk penghinaan terhadap etika berbirokasi yang ditunjukkan oleh pemerintahan Elang-Rahim. Sikap ini menunjukkan pemerintah Kabupaten tidak menunjukkan sikap hormat dan terkesan pandang enteng kepada Pemerintah Provinsi.
“Jika sikap pemimpin yang seperti ini ditunjukkan kepada publik, maka akan memberikan dampak yang buruk terhadap proses berpemerintahan yang baik. Selain itu sikap seperti ini juga akan memberi dampak pola dan perilaku hidup dalam masyarakat yang tidak lagi menghargai para pemimpin di daerah ini. Seperti kata bijak menyatakan’ “Bagaimana perilaku pemimpin begitulah perilaku rakyatnya”.
Padahal Halmahera Tengah memiliki dan masih memegang teguh prinsip dan falsafah sopan/hormat atau ngaku rasai yang jika kita sandingkan dengan peristiwa tersebut, sungguh ini sangat bertentangan” sesalnya.
Lebih lanjut Husen mengatakan kuat dugaan masalah ini ada nuansa dendam kesumat politik yang penuh intrik untuk saling menjatuhkan. Bisa jadi karena sudah mendekati tahun politik maka ruang bagi rival politiknya ditutup agar tidak berkutik.
Sementara itu berdasarkan hasil pantauan media pada Penutupan Acara HKG PKK ke 50 tahun 2022 yang di rencanakan dilaksanakan pada Kamis (28/7) pada pukul 09:00 WIT sesuai waktu yang tertera dalam undangan masih belum juga dimulai hingga pukul 12:00 WIT. Molornya agenda penutupan itu diduga karena kehadiran wakil gubernur Ir.H.M Al Yasin Ali,M.M.T pada acara tersebut. Aroma ketidaksukaan kehadiran wagub itu diperlihatkan sejumlah Kepala OPD, staff Infokom dan protokoler, camat serta kades. Mereka yang sebelumnya telah berada ditempat acara tiba-tiba pergi begitu saja tanpa alasan. Belakangan beredar info Bupati memberikan perintah kepada sejumlah OPD, Camat dan Kades yang sudah hadir itu agar meninggalkan arena kegiatan.
Saat berita ini naik tayang, acara penutupan HKG PKK ke 50 tahun baru saja di mulai pukul 13:00 WIT dan tidak dihadiri oleh Bupati dan wakil bupati Halmahera Tengah. Belum diketahui alasan pasti ketidakhadiran keduanya padahal mereka saat ini masih berada di Weda..#tim/red