Rua dan Perikanan Tangkap

Sebuah historis tentang kehidupan, penghidupan dan karakteristik

Foto Istimewa : M Ramdhani Hi Bakar

Spasinews.com TERNATE – Salah satu Kelurahan Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara yang memiliki luas wilayah 5.26 km² dengan jumlah penduduk 1664 jiwa yang terdiri dari 439 kepala keluarga.

Kelurahan yang berada di pesisir pantai ini dikena dengan nama Raudhahtul Ulama An’nur  yang disingkat dengan RUA itu, memiliki potensi perikanan yang menjanjikan.

Tak hanya itu, selain potensi perikanan kelurahan Rua juga memiliki potensi lain berupa, Perkebunan, Pertanian Hortikultura, Pariwisata hingga Peternakan.

Terkait dengan sektor perikanan, Rua cukup menyumbang produksi ikan untuk Kota Ternate dan tercatat dari tahun 2021 lalu sekitar 1500-2000 ton ikan telah disumbangkan dari Kelurahan Rua, untuk coolstore PPN, PPI dan Pasar kota Ternate.

Dan pada tahun itu, terjadi Over Produksi untuk perikanan tangkap di kelurahan Rua dengan pencapaian yang sangat baik saat ini tentu tidak terjadi begitu saja, perkembangan perikanan di kelurahan Rua telah terjadi sejak dahulu kala.

Nelayan kelurahan Rua juga mengalami perubahan yang sangat singnifikan, dimulai dari nelayan yang masih menggunakan perahu semang-semang, untuk penangkapan ikan dasar secara komersial, kemudian berganti dengan perahu layar yang pada saat itu alat tangkapnya masih menggunakan pancing tangan.

Setelahnya perikanan di kelurahan Rua mengalami perubahan yakni menggunakan jala lempar, setelah jala lempar, kreaktifitas dan produktifitas nelayan Rua beralih pada gillnet. Gilnet atau yang sering kita sebut Soma (jaring) terbagi atas dua, yakni gillnet daerah dangkal atau yang dikenal dengan soma nyare dan gillnet daerah dalam atau yang kita kenal dengan sebutan soma nyao toni.

Diantara kedua gillnet ini, gillnet daerah dalam yang sering dipakai nelayan untuk menangkap ikan, gillnet ini dipakai untuk menangkap ikan Torani (Exocoetidae) atau yang sering kita sebut ikan terbang.

Pada sekitar Tahun 2002 – 2004 produksi ikan Terbang (Exocoetidae) di kelurahan Rua sangat banyak, setiap pagi menjelang siang, masyarakat telah menunggu kedatangan para nelayan di bibir pantai yang telah keluar melaut pada sekitar pukul 05.00 WIT dini hari, kemudian melakukan bakar ikan bersama-sama di pantai dan ini menjadi kearifan lokal bagi warga kelurahan Rua. Kemudian penggunaan alat tangkap ini berkembang menjadi Purse Shine yang digunakan hingga saat ini.

Secara historis, kelurahan Rua memiliki perkembangan pada bidang perikanan yang sangat baik, nelayan kelurahan Rua mampu menerima dan mengikuti perkembangan perikanan tangkap sesuai dengan kemampuannya.

Hal ini, dapat dilihat dari perubahan cara dan bagaimana nelayan Rua dalam melakukan perbaharuan alat tangkap untuk produktifitas hasil perikanan. Pada tahun 1999 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate (DKP Kota Ternate) memberikan bantuan Rumpon untuk nelayan kelurahan Rua, Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam.

Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah ditangkap. Pemberian bantuan ini sebagai stimulant untuk nelayan Rua agar semakin produktif, pemberian bantuan itu kemudian diikuti oleh masyarakat yang memiliki cukup modal membuat Rumpon tersebut, hingga saat ini kelurahan Rua memliki sekitar ±30 unit Rumpon. Nelayan Rua juga memiliki ±50 unit penagkapan Tuna yang berkekuatan 2 – 3 GT (Gross Tonnage).

Nelayan Kelurahan Rua juga pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Ternate pada Pemerintahan Alm. Syamsir Andili Pada periode kedua beliau yaitu satu unit pajeko (purse seine) atau pukat cincin adalah alat tangkap yang sifatnya mengurung atau melingkari gerombolan ikan dengan jarring kemudian tali kerut ditarik sehingga jarring membentuk kantong yang besar, dan ikan- ikan pada kapal.

Pemberian bantuan ini diberikan pada kelompok nelayan Bunga Laut, Bunga Laut adalah armada purse seine pertama yang dimiliki oleh masyarakat kelurahan Rua yang hingga kini berkembang menjadi ± 14 armada purse seine dengan berbagai macam ukuran GT (gross tonnage).

Dengan perkembangan yang terjadi ini terlihat jelas bahwa nelayan Kelurahan Rua mampu dan mau berkembang pada sektor perikanan, apalagi laut kelurahan Rua sangat ideal untuk daerah fishing ground (area penagkapan), laut Rua merupakan tempat pertemuan antara arus Maluku dan arus Sulawesi sehingga disana sangat berpotensi untuk memproduksi ikan dengan bantuan Rumpon, pada saat ini nelayan Kelurahan Rua masih melakukan penangkapan pada area penangkapan (fishing ground) dengan jarak 10 – 25 mil, namun pada jarak 25 – 30 mil potensi penangkapan lebih bagus lagi, namun hal itu perlu didukung dengan Armada yang memiliki ukuran GT yang lebih besar lagi. Tidak menutup kemungkinan ditahun yang akan datang, perkembangan perikanan tangkap di kelurahan Rua semakin meningkat sesuai dengan perkembangan jaman.

Itulah, sedikit paparan sejarah singkat tentang Rua dan Perikanan Tangkap, harapan masyarakat saat ini adalah pemerintah mampu menyediakan infrastruktur untuk mendukung proses produksi dan kualitas diantara adalah penyedian sarana berupa, tempat tambat labuh, pabrik es mini, cool storage mini, penyediaan jalan untuk bongkar muat dan sarana pendukung lainnya.

Targetnya Nelayan Kelurahan Rua ingin menjadikan Rua sebagai satu Tempat Pembongkaran dan pelelangan ikan di kota Ternate, ini butuh dukungan Pemerintah dan Nelayan Rua siap untuk hal itu..*

Penulis : Muh. Rahmadani Hi. Bakar

Editor : Tim redaksi

banner 680x450

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page